The Tech Behemoths Memimpin Paket
Memimpin paket adalah Apple, Microsoft, induk Google Alphabet, Amazon, dan Meta Platforms, yang bersama-sama membentuk grup yang kuat ini. Selain itu, dua pendatang baru, Nvidia dan Tesla, telah bergabung dengan barisan mereka. Dipicu oleh hype seputar kecerdasan buatan, kapitalisasi pasar gabungan mereka telah melonjak 60% tahun ini menjadi $11 triliun yang mencengangkan.
Sebagai perspektif, angka ini hampir tiga kali lipat ukuran ekonomi Jerman, yang berada tepat di atas $4 triliun pada tahun 2022, menurut Bank Dunia.
Valuasi dan Kekayaan CEO yang memecahkan rekor
Valuasi raksasa teknologi ini memecahkan rekor. Apple menjadi perusahaan pertama yang mencapai penilaian $3 triliun minggu lalu. Pencapaian yang luar biasa ini mencerminkan keberhasilan produk teknologi tinggi mereka seperti iPhone dan iPad, yang didukung oleh ekosistem layanan dan penawaran yang kuat.
Dalam waktu dekat, Microsoft diperkirakan akan mengikutinya, berpotensi menjadi saham teknologi berkapitalisasi besar berikutnya yang mencapai valuasi $3 triliun, menurut Morgan Stanley.
Di antara para pendatang baru, Nvidia telah membuat rekor yang belum pernah terjadi sebelumnya dengan melonjak hampir 200% tahun ini, menjadikannya bagian dari dari klub kapitalisasi pasar triliunan dolar untuk pertama kalinya dalam sejarah. Lonjakan valuasi ini juga telah mendorong CEO Jensen Huang ke jajaran individu terkaya di dunia, dengan kekayaan bersih sebesar $39,2 miliar.
Tesla, yang dimiliki oleh Elon Musk, telah mengalami kenaikan tajam sebesar 126% dalam saham tahun ini. Lonjakan tersebut dapat dikaitkan dengan peningkatan permintaan kendaraan listrik, didukung oleh pemotongan harga, kesepakatan teknologi pengisian daya dengan pesaing Ford dan GM, dan semangat seputar kecerdasan buatan.
Peran AI dan Pandangan Perhatian
Saxo Bank menyarankan bahwa salah satu cara bagi investor untuk mendapatkan paparan AI adalah melalui “Magnificent Seven”. Perusahaan-perusahaan ini memainkan peran penting dalam pengembangan dan penerapan teknologi AI, meskipun penting untuk dicatat bahwa AI bukan satu-satunya pendorong pendapatan mereka.
Pemilih saham utama Morgan Stanley, Mike Wilson, mengakui hype AI tetapi juga memperingatkan tentang kemungkinan besar ekonomi AS mengarah ke resesi. Pertumbuhan ekonomi yang lemah, dia memperingatkan, berpotensi mengakhiri reli ekuitas tahun 2023.